kimberlycartier.org – Kacang hijau sering dianggap tanaman sederhana, tetapi sejatinya ia adalah pahlawan gizi yang jarang dihargai. Di banyak tradisi kuliner Nusantara, kacang hijau digunakan dalam bubur, kolak, atau jajanan ringan — namun peran nutrisi dari kacang ini sering terlewatkan. Kacang hijau menyajikan kandungan protein nabati yang cukup tinggi, serat, serta berbagai vitamin dan mineral penting seperti zat besi, magnesium, dan vitamin B kompleks. Bagi mereka yang menghindari daging atau mengurangi konsumsi protein hewani, kacang hijau menjadi alternatif yang baik untuk menunjang kebutuhan asam amino esensial.
Manfaatnya tidak berhenti di situ. Serat dalam kacang hijau membantu menjaga kesehatan pencernaan dan menekan lonjakan gula darah setelah makan—berguna bagi orang yang ingin menjaga kadar gula stabil. Kandungan besi dan folatnya juga mendukung pembentukan sel darah merah dan fungsi darah secara keseluruhan. Ditambah, magnesium dan kalium di dalamnya berperan dalam mengatur tekanan darah dan kesehatan jantung. Saat kacang hijau direndam atau dikombinasikan dengan pengolahan yang tepat, anti-nutrien seperti fitat dapat dikurangi, sehingga penyerapan mineral menjadi lebih optimal.
Dalam praktik kuliner, kita bisa menyajikan kacang hijau dalam berbagai variasi: bubur kacang hijau dengan santan encer minim gula, salad kacang hijau dengan sayuran dan minyak zaitun, hingga sup kacang hijau berbumbu ringan. Agar manfaatnya maksimal, sebaiknya kacang hijau dicampur dengan sumber vitamin C (misalnya irisan tomat atau jeruk nipis) untuk meningkatkan penyerapan besi. Bila dijadikan camilan sehat, kacang hijau bisa direbus sebentar lalu dibumbui rempah ringan tanpa gula berlebih.
Secara keseluruhan, menghadirkan kacang hijau secara rutin ke dalam menu harian adalah langkah bijak: murah, mudah diperoleh, dan sangat kaya manfaat. Bagi pembaca yang peduli kesehatan dan pemenuhan nutrisi nabati, kacang hijau layak mendapat tempat prioritas dalam hidangan sehari-hari.